BRI Microfinance, Kemudahan Transaksi Perbankan Penduduk Desa

BRI Microfinance – Saya berasal dari sebuah dusun di Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Dusun yang dihuni tidak lebih dari 20 KK, berada di ceruk bebukitan yang menjulang tinggi. Dusun, yang secara geografis, sangat tidak memungkinkan untuk pertumbuhan ekonomi berbasis bank.

Jangankan bank, bahkan signal untuk ponsel genggam sekadar untuk berkirim SMS atau telpon sangat susah. Namun perubahan cara bertani yang semakin hari semakin canggih, mengakibatkan percepatan produksi.

Produksi semakin cepat, tentu perputaran keuangan tak akan berjalan seperti siput. Maka kebutuhan akan modal pertanian beserta cara menabung tentu harus berubah menjadi lebih modern.

Kemudahan Transaksi BRI Microfinance

Dahulu kala, orang-orang di kampung saya sering menyimpan uang hasil pertanian di dalam sarung bantal. Jelas, uang yang sedikit, dengan perputaran yang lambat, memang cocok disimpan di dalam sarung bantal.

Lagi pula, tak ada gunanya menyimpan uang di bank, sebab perputaran uang hanya berlangsung di dalam dusun dan pasar desa yang tak jauh. Namun perubahan tetap terjadi. Sarung bantal tidak lagi memadai sebagai tempat penyimpanan uang.

Sebab orang-orang dusun kini bisa memegang uang lebih banyak dari orang kantoran di kota. Mereka juga harus lihai mencari modal pertanian yang semakin tinggi. Ditambah lagi, anak-anak dusun semakin banyak yang kuliah di kota-kota besar.

BRI Microfinance

BRI Microfinance, Kemudahan Transaksi Perbankan Penduduk Desa

Kebutuhan itu terakumulasi ke dalam satu hal: sudah waktunya masyarakat pedesaan terbiasa bertransaksi melalui bank. Dan peluang ini bisa dijawab oleh Bank BRI (Bank Rakyat Indonesia) yang telah lama terfokus pada pola perbankan masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah, serta masyarakat pedesaan, lewat BRI Microfinance.

[irp]

Microfinance dari BRI telah dijalankan dengan berbagai program dengan satu tujuan untuk lebih mendekatkan bank kepada kehidupan masyarakat. Salah satu program unggulan dari BRI Microfinance ini adalah mendirikan BRI Unit yang tersebar di seluruh kecamatan di Indonesia.

Hingga hari ini, hanya BRI yang sanggup mendirikan cabang di kecamatan. Tak ada satu pun dari bank lain yang mencoba untuk mendirikan semacam ini.

Mereka masih terbatas pada cabang tingkat kabupaten. Sehingga, dengan logika sederhana, masyarakat pedesaan yang jauh dari kota kabupaten, pasti akan lebih memilih untuk mebuka rekening di bank terdekat.

Program Teras BRI

Selain BRI Unit, juga telah diciptakan program Teras BRI. Program ini dibangun di pasar-pasar tradisional untuk menjangkau lahan basah perbankan yang belum pernah dilakukan oleh bank lain.

Selain di pasar, BRI juga meluncurkan Teras BRI Keliling, yang melayani nasabah di pinggir-pinggir jalan. Transaksi yang bisa dilakukan di Teras BRI pun tergolong lengkap.

Sebab mampu menyimpan dan menarik tabungan, bahkan untuk pengajuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) pun bisa lewat program tersebut. Karena Petugas BRI Keliling Teras BRI juga membawa mesin Electronic Data Capture (EDC) dan menghampiri nasabah-nasabah.

Tidak hanya sampai di situ. Baru-baru ini, BRI melebarkan sayapnya sampai masuk ke desa dan dusun terpencil dengan menjalankan program BRIlink yang bekerja sama dengan toko-toko klontong yang tersebar di desa-desa.

Meski tidak bisa menyimpan uang, tetapi penarikan uang, pembayaran angsuran dan listrik bulanan, transfer antar bank, bisa dilakukan di sini.

[irp]

BRIlink

BRI Microfinance, Kemudahan Transaksi Perbankan Penduduk Desa

Bagi orang-orang di dusun saya, dengan moda transporatsi yang tak memadai untuk berangkat ke ibukota kecamatan, kehadiran BRIlink tentu sangat membantu.

Misal saja ketika anak-anak mereka yang dikuliahkan ke kota-kota besar sedang membutuhkan uang, maka tidak perlu lagi susah payah untuk berangkat ke kecamatan.

Di lain sisi, kehadiran BRIlink pun sangat mendatangkan keuntungan bagi para agen. Setiap satu kali transaksi, agen BRIlink akan mendapatkan keuntungan sebesar limaribu rupiah (Rp. 5.000,-).

Jika dalam satu hari bisa berlangsung 20 transaksi, sepertinya keuntungan tersebut bisa bersaing dengan keuntungannya membuka warung klontong. Cara untuk menjadi agen BRIlink pun cukup mudah.

Setiap warung klontong yang telah berumur dua tahun atau lebih, diperbolehkan untuk mendaftar sebagai agen. Dari segi transaki perbankan, tentu program-program BRI Mcrofinance ini tak ada duanya.

Dalam pengakuannya, BRI Microfinance telah berjalan lebih dari tigapuluh tahun lamanya, dengan membantu lebih dari tigapuluh lima klien dari kelas menengah ke bawah dan pedesaan, baik untuk menyimpan uang, juga untuk meminjam modal (http://bri-institute.com/about/briim/).

[irp]

Jenis Kredit Pinjaman BRI

Terkait peminjaman modal usaha dan pertanian, BRI bisa dikatakan masih lebih unggul dari bank-bank lainnya. Meski hampir semua bank telah menjalankan program pinjaman modal, tetapi BRI diuntungkan karena berhasil meneken kontrak kerjasama dengan Menteri Keuangan.

Bank BRI dipercayakan untuk menyimpan dana-dana dari APBN yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan dan kelas ekonomi menengah ke bawah.

Maka tak heran, sampai hari ini, BRI telah memiliki lebih dari 20 jenis kredit pinjaman yang bisa dipilih. Banyaknya produk kredit BRI jelas menguntungkan, sehingga setiap nasabah lebih mudah memilih jenis pinjaman sesuai kebutuhan.

Di antara 20 jenis tersebut, setidaknya ada empat jenis perkreditan yang harus Anda coba, sebagai nasabah yang berada dan bekerja di pedesaan.

Program Pinjaman Mikro Kupedes.

Pertama adalah program Pinjaman Mikro Kupedes. Pinjaman ini bersifat umum, ditujukan untuk semua nasabah yang berada di mana saja, baik perkotaan maupun pedesaan. Bunga nya pun sangat ringan, biasanya 0,4%.

Peminjaman Kupedes bisa diajukan baik oleh individu maupun badan usaha yang memenuhi persyaratan. Adapun persyaratan yang diajukan oleh Bank BRI terkait Kupedes ini juga sangat mudah.

Hanya melampirkan legalitas usaha, ditandatangani oleh kecamatan, dan menyatakan bahwa usaha yang kita jalankan telah berjalan selama satu tahun.

Selain surat usaha tersebut, syarat lainnya hanyalah dengan melampirkan identitas diri berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Surat Izin Mengemudi (SIM). Jenis pinjaman Kupedes ini bisa diajukan baik di BRI Unit maupun Teras BRI.

[irp]

Pinjaman Ritel BRI

Pinjaman kedua biasanya disebut Pinjaman Ritel. Jenis ini pun masih bermacam-macam. Salah satu di antaranya adalah Kredit BRI Guna. Kredit Guna diberikan kepada peminjam yang memiliki sumber penghasilan tetap, baik gaji bulanan ataupun dana pensiunan.

Fungsinya pun beragam, bisa untuk pembiayaan kebutuhan produktif (usaha) atau kebutuhan non-produktif semacam pembelian barang-barang tertentu, renovasi rumah, biaya pendidikan sekolah, biaya pernikahan, dan lain-lain.

Kita tertolong dengan persyaratan yang diajukan oleh pihak Bank BRI. Untuk jenis pinjaman ini, hanya disertai fotokopi identitas diri baik SIM atau KTP, fotokopi Kartu Keluarga (KK), surat pernyataan peminjaman, perincian gaji terakhir,

Surat Kerja (SK) Pengangkatan pertama dan SK terakhir yang asli, SK Pensiun asli, surat kuasa pemotongan gaji atau dana pensiun, Daftar Pembayaran Pensiun (DAPEM), buku pensiun, fotokopi Karip, surat rekomendasi dari atasan (bagi yang bekerja), surat kuasa debet rekening, dan tentu fotokopi buku tabungan BRI.

Model kredit ini sangat memudahkan bagi orang-orang yang memiliki pekerjaan tetap namun dengan gaji rendah. Lewat kredit ini, mereka bisa mengangsur untuk mendirikan rumah, perabot perumahan, bahkan alat transportasi seperti mobil dan motor.

Model pinjaman yang ketiga adalah Pinjaman Program. Pinjaman Program dari BRI tak kalah bervariasi. Salah satunya KPEN RP. Merupakan Kredit Pengembangan Energi Nabati dan Revitalisasi Perkebunan Non Kemitraan bagi petani.

Pinjaman ini langsung dengan mendapat subsidi bunga dari pemerintah. Adapun Anda bisa menghubungi cabang bank BRI terdekat guna mengetahui persyaratan lebih lanjut.

[irp]

Kredit Agribisnis BRI (pinjaman menengah)

BRI Microfinance, Kemudahan Transaksi Perbankan Penduduk Desa

Model pinjaman yang terakhir adalah pinjaman menengah, atau kredit agribisnis. Agribisnis dalam hal ini berarti segala sektor yang bergerak dalam usaha agribisnis dalam arti yang luas, mencakup kegiatan non-farm atau off-farm seperti pekebunan, pertanian, kehutanan, dan lainnya.

Kredit agribisnis ini menjadi primadona bagi orang-orang yang bekerja di desa-desa dengan sektor pertanian, sebagaimana di dusun saya. Bagi orang-orang tersebut, mereka harus mengeluarkan modal awal setidaknya Rp. 25.000.000,- untuk jangka waktu tiga bulan pertanian.

Dengan angsuran yang bisa dibayar sampai 60 bulan, tentu kredit ini sangat bermanfaat. Syaratnya pun tidak terlalu susah. Seperti biasa, kita hanya perlu menyetorkan identitas diri berupa KTP atau SIM, KK, disertai legalitas dan perizinan usaha.

Dan tak ketinggalan pula fotokopi bukti agunan. Agunan ini ada yang bersifat wajib dan tambahan.  Untuk Agunan wajib adalah kelayakan usaha dan obyek yang akan dibiayai. Ini sebagai bukti bahwa uang yang akan kita pinjam memang akan difokuskan untuk usaha.

Selain agunan wajib, perlu juga agunan tambahan. Agunan ini biasanya berbeda tergantung bank masing-masing. Jika di Bank BRI, agunan tambahan bisa diajukan dengan sertifikat tanah atau BPKB kendaraan, baik motor dan mobil.

Agunan tambahan ini juga berfungsi untuk menakar, seberapa besar pinjaman yang akan didapatkan sesuai dengan harga agunan tambahan tersebut.

Cara Mendapatkan Pinjaman Program Kredit BRI

Untuk bisa meminjam uang dari program kredit BRI di atas, kita hanya perlu mengajukan surat permohonan pinjaman KUR kepada Bank beserta dengan lampiran surat legalitas usaha, perizinan usaha, serta catatan keuangan.

Selanjutnya, dokumen-dokumen tersebut akan dievaluasi apakah layak untuk mendapatkan kredit atau tidak, jika layak berapa jumlah uang yang akan didapatkan.

Selain evaluasi dokumen, biasanya pihak Bank akan berkunjung ke rumah kita, lantas melihat keadaan usaha, baik bisnis maupun pertanian, untuk menyesuaikannya dengan dokumen yang telah diserahkan.

Kunjungan ini sangat berpengaruh. Sebab, walaupun dokumen bisa lolos, jika pihak bank dalam kunjungannya mengatakan tidak layak, maka kredit yang kita ajukan akan ditolak.

Jika pihak bank menilai layak, lantas menyetujui permohonan kredit, maka jumlah kredit sepenuhnya adalah kewenangan bank.

Jika misalnya kita mengajukan Rp. 25.000.000, namun pihak bank ternyata memandang berbeda dan memberikan kita jumlah yang lebih kecil, maka keputusan pihak bank menjadi patokan utama. Selanjutnya setiap peminjam akan menandatangani Perjanjian Kredit/Pembiayaan.

[irp]

Dengan program yang sangat bermanfaat untuk kehidupan masyarakat pedesaan dalam membangun perekonomian, maka tak ayal lagi, masyarakat seperti dusun saya telah memasuki babakan modern dari perekonomian yang mereka jalankan.

Kini, orang-orang di dusun saya hampir semua menjadi nasabah Bank BRI, dan perlahan-lahan memindahkan simpanannya dari dalam sarung bantal.